Matahari Made In China
Negara china atau cina
terkenal dengan industrinya yang sangat maju dan menjadi salah satu power
ekonomi dunia. di Indonesia sendiri produk china sangat laris manis di pasaran
baik itu pasar tradisional maupun pasar moderen, hampir seluruh peralatan yang
di butuhkan manusia di produksi di china. Maka tak heran jika produk cina
menyebar di seluruh dunia terlebih harga produk cina terbilang cukup murah disbanding
barang yang di prduksi Negara lainnya.
Tapi
siapa sangka dibalik industi yang maju pesat china juga memiliki perhatian yang
kuat pada sains. Para ilmuwan china sedang mengembangkan program matahari
buatan. Hal ini cukup mencengangkan karena seperti yang kita tahu matahari di
ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. para ilmuwan China menyebut proyek besar ini
sebagai Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST). dikutip
dari sains.kompas.com , para insinyur yang terlibat dipastikan akan
menyelesaikan perangkat yang diberi kode Tokamak HL-2M pada 2019. Pada bulan November
2018, reaktor matahari buatan cina ini mampu mencapai suhu elektron 100 juta
derajat Celsius WOW. Angka tersebut terbilang fantastis karena suhu asli
matahari hanya sekitar 15 juta derajat Celsius, itu artinya matahari buatan
china lebih panas dari aslinya.
NUKLIR
Matahari
buatan ini mempunyai tinggi sekitar 11 meter dengan diameternya 8 m dan
mempunyai berat 360.000 . para ilmuwan
china menggunakan teknik energy nuklir yang di sesuaikan. Cara Reaksi fusi
nuklir ini bekerja yaitu, menggabungkan 2 jenis atom ataupun lebih dan
dilanjutkan dengan menggunakan alat Tokamaks yaitu sebuah alat yang mereplika
proses alamiah yang terjadi pada matahari dan bintang yang dapat mengeluarkan energy.
Sehingga panas yang dihasilkan matahari buatan ini mampu setara dengan matahari
asli bahkan lebih kuat.
ENERGI ALTERNATIF
Negara
china mempunyai tujuan agar di masa depan matahari buatan ini bisa mejadi energy
alternative agar dapat menghemat energy yang ada di bumi, mengingat energy di
bumi semakin menipis karena kebutuhan manusia yang semakin tinggi
0 comments:
Post a Comment